Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian
RI masih menelusuri keterlibatan tersangka kasus terorisme, Rizky
Gunawan dengan jaringan teroris lain. Polisi baru menemukan bukti
keterlibatan Rizky dalam jaringan bom di Solo dan pelatihan militer di
Poso.
»Dia pencari dana kegiatan terorisme, dari kegiatan
hacking dia mengumpulkan uang hingga Rp 7 miliar,” kata Kepala Bagian
Penerangan Umum Kepolisian, Komisaris Besar Kepolisian Boy Rafli saat
dihubungi, Ahad, 24 Juni 2012.
Boy memaparkan, uang yang
didapat Rizky dengan meretas sebuah situs Multi Level Marketing ini
digunakan untuk membeli aset di Medan sebesar Rp 5,9 miliar, untuk
pelatihan militer di Poso sebesar Rp 667 juta, dan untuk pembiayaan aksi
bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Penuh Keputon, Solo. »Dia
menyiapkan juga dana untuk makan dan logistik lainnya,” kata Boy.
Rizky
yang memiliki kemampuan di bidang Informatika Teknologi (IT) ditangkap
polisi pada tanggal 3 Mei 2012 di Gambir, Jakarta. Pada tanggal 21 Juni
lalu, dia bersama empat rekannya yang ditangkap di Medan dan Bandung
dibawa Densus 88 untuk menunjukan aset senilai Rp 5,9 miliar mereka di
Medan. Akan tetapi, Boy tidak dapat memaparkan lebih detail empat
identitas tersangka ini
Boy membantah bahwa Densus 88
melakukan penangkapan empat tersangka teroris lain pada saat
penggeledahan dan penyitaan aset di Medan. Sedangkan informasi
sebelumnya menyatakan, Densus telah menangkap empat orang yaitu istri
Rizky bernama Suwita, Tomi Irawan, Kusnan, dan Winangsah. »Tidak ada
penangkap di Medan, Densus 88 ke Medan hanya menyita aset,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar