Jumat, 27 Juli 2012

╰♥✽♥╮ WANITA IBARAT KACA YANG BERDEBU ╰♥✽♥╮


Bismillahirrahmanirrahim..

♪♫• Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu keras membersihkannya...
Nanti ia mudah retak dan pecah...

♪♫• Dia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu lembut membersihkannya...
Nanti ia mudah keruh dan ternoda...

♪♫• Ia bagai permata keindahan...
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
ia sehalus sutera di awan...
jagalah hatinya dengan kesabaran...

♪♫• Lemah lembutlah kepadanya
namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia bersalah
namun jangan lukai hatinya

♪♫• Bersabarlah bila menghadapinya
terimalah ia dengan keikhlasan
karna ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya...
BERCAHAYAKAN IMAN...


Syair di atas adalah salah satu syair yang dilantunkan oleh grup nasyid MAIDANI dimana mereka menyampaikan bagaimana hendaknya seorang laki-laki bersikap kepada wanita. Konteks disini adalah dalam kerangka suami-istri.

Berbicara mengenai seorang wanita memang bisa dikatakan bicara dengan bahasa jiwa. Wanita dibuat dari tulang bengkok laki-laki ketika dibiarkan dia akan makin bengkok namun ketika ditarik dengan keras dia akan patah.

RASULULLAH adalah sosok pria yang ketika beliau dengan kesabarannya menghadapi banyak sikap dari para istri beliau. Beliau adalah seorang suami yang rela berdiri berjam-jam untuk menjadi sandaran istrinya (Aisyah) ketika ia ingin melihat suatu pertunjukan olah-raga pedang para sahabat. Padahal waktu itu usia beliau sudah masuk usia senja. Beliau juga tidak serta merta memarahi istrinya (Aisyah) ketika ia salah memasukkan sesuatu kedalam minuman Rasulullah, yang seharusnya ia masukkan gula namun GARAM yang tercampur didalamnya, namun dengan bijaknya beliau tersenyum dan berkata wahai Istriku minuman yang kau buat sangatlah nikmat, Aisyah pun menjawab benarkah Ya... Rasulullah? Kemudian Aisyah mencicipi minuman tersebut dan... wajahnya memerah karena sangat malu juga khawatir kalau- kalau Rasulullah marah. Namaun Rasulullah sudah dapat membaca kekhawatiran tersebut dan tersenyum pada istrinya dengan penuh sayang.

Begitulah beliau, amat menghormati dan menyayangi istri- istrinya. Beliau amat paham bagaimana bersikap kepada seorang kaum hawa. Beliau ajarkan hal ini pada kerangka kehidupan berumah tangga.

Namun lain halnya ketika dalam kehidupan sehari-hari Allah dan RasulNya mengajarkan bagaimana bersikap terhadap seorang wanita ketika ia adalah tidak ada hubungannya dalam tali yang menghalalkan kaum hawa bagi kaum adam (bukan mahram).

Wanita haruslah dihormati, dijaga, dan dihargai.Menjaganya dengan cara bagaimana ia agar tetap menjadi mutiara yang berkilau ditengah lumpur pekat. Menghormati ia dengan tidak mengatakan hal- hal yang dapat membuatnya lupa dengan apa yang menjadi perintah Allah dan RasulNya, menjaganya dengan mengingatkan ia akan hal- hal yang dapat membahayakan dirinya dengan santun dan baik.

Wanita amat lemah dan mudah sekali goyah jika ia mendapatkan sebuah perhatian berlebih dari lawan jenisnya. Maka jangan biarkan ia mengharapkan itu dari seorang yang laki-laki yang memang belum berhak atas dirinya.

Wanita amat lembut dan peka perasaanya maka jangan biarkan ia terbuai dengan kata- kata manis yang memang dapat melepas tabir hijabnya terhadap kaum adam yang belum berhak atas dirinya.

Wanita adalah makhluk yang mudah suka terhadap sesuatu namun jangan biarkan dia mudah mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya kepada orang yang belum berhak atas dirinya karna itu membuat ia tak lagi berIZZAH.

Wahai kaum ADAM mulailah saat ini untuk menghormati, menghargai, dan menjaga wanita, janganlah kau biarkan ia menjadi tempatmu mengadu dan berkeluh kesah karna kaupun akan lemah karnanya, jangan biarkan dirimu menjadikan ia sebagai wadah ajakan nafsu yang menyesatkan.

Wanita amatlah lemah pendengarannya maka janganlah kau puji ia dengan kata- kata keduniaan, tapi pujilah ia dengan mengatakan...

-✽ “BAHWA IA LEBIH BERHARGA DARI BIDADARI SYURGA KETIKA TAQWA MENJADI PERHIASANNYA & AMAL BAIK MENJADI KERJA KERASNYA” ✽-

Wallahua’lam bish shawwab.


-✽ Bukan Muslimah Biasa ✽-


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar